Perbandingan Sistem Pembayaran Tol di 3 Negara Asia



Hallo semuanya balik lagi di blog saya 😊

Pada postingan kali ini masih berhubungan dengan postingan saya sebelumnya yaitu mengenai Teknologi Sistem Cerdas atau Kecerdasan Buatan yang sering kita kenal dengan sebutan Artificial Intelligence atau AI. Tetapi pada postingan kali ini saya akan membahas mengenai perbandingan 3 sistem cerdas system pembayaran di jalan tol di negara asia. Jadi 3 negara yang saya akan bahas adalah Jepang, Malaysia dan Indonesia.
Sistem cerdas atau Kecerdasan Buatan sudah banyak digunakan di berbagai negara eropa dan tidak kalah canggihnya di negara asia. Sistem cerdas yang saya bahas kali ini berfungsi untuk membantu transaksi yang digunakan dalam pembayaran jalan tol tidak harus membayar secara manual , karena selama ini pembayaran tol secara manual dianggap menjadi biang kemacetan di gardu masuk jalan tol. Dibawah ini saya akan menjelaskan system pembayaran pada negara Jepang, Malaysia dan Indonesia.

1.       Electronic Toll Collection (ETC) dari Jepang 



Sistem pembayaran tol di negara jepang merupakan salah satu system yang paling berkembang di negara asia lainnya. System ini bernama electronic toll collection (ETC). System di negara jepang berbeda dengan e-toll di Indonesia dimana Di negara Matahari Terbit, teknologi ini telah ditinggalkan sejak 2006 atau 11 tahun lalu. Mereka menerapkan sistem baru yaitu sistem pembayaran tol elektronik otomatis atau electronic toll collection (ETC). ETC ini menggunakan dua alat, yaitu card reader dan kartu ETC. Dengan alat ini yang ditaruh di mobil, pengemudi tinggal masuk gerbang tol dan pintu akan terbuka sendiri.


Kartu ETC berfungsi seperti kartu kredit atau debit yang dikeluarkan oleh bank. Sehingga pemilik wajib memiliki rekening di bank tersebut. Bagi pendatang yang ingin mendapatkan kartu tersebut harus memberikan deposit 40.000 yen atau sekitar Rp 4,7 juta. Sedangkan untuk memiliki card readernya Rp 1,1 juta yang bisa didapatkan di dealer mobil, toko suku cadang otomotif, bengkel, dan online.
Pada mesin pembaca kartu ETC 2.0 ETC akan memancarkan sinyal frekuensi 5.8GHz saat melewati pintu tol. Sinyal itu akan diterima oleh alat yang dipasang dalam gerbang tol. Nantinya sistem akan memberikan tagihan dalam kartu ETC itu dan jika sukses maka pintu tol akan terbuka. Pada mesin pembaca kartu ETC terbaru juga disematkan teknologi Global Position System (GPS).


2.   SmartTAG dan Touch 'n Go dari Malaysia 


Sedangkan pada system pembayaran tol di Malaysia menggunakan system yaitu SmartTAG dan Touch 'n Go. Pasti kalian bingung kan dengan perbedaan system pembayaran tol di Malaysia ini? Yuk saya akan menjelaskan secara singkat setiap sistemnya.
Yang pertama ada Touch n Go merupakan kartu pintar TnG adalah sebuah kartu pintar nirkontak dan sistem pembayaran elektronik berbasis kartu pintar non-sentuh pertama serta menjadi pelopor pengenalan kartu kredit Visa Wave dan Pay Master Card di Malaysia. Kartu oni juga bisa digunakan dengan SmartTAG, sebuah kendaraan pelengkap dan sistem pembayaran elektronik langsung di kendaraan. Jadi dengan menggunakan SmartTAG ini kita tidak perlu Touch n Go kita jadi kendaraan kita langsung jalan saja tanpa harus berhenti.
Selain itu, Touch n 'Go juga merupakan dompet elektronik nasional dengan kartu kredit nasional untuk industri transportasi dan dapat digunakan di manapun untuk menampilkan logo Touch' n Go. Kartu ini memelopori pemerintah Malaysia untuk memperkenalkan sistem pembayaran elektronik terpadu dan satu sistem tiket untuk biaya tol di jalan raya, tiket angkutan umum, biaya parkir kendaraan dan biaya masuk taman bermain. Touch 'n Go diluncurkan secara resmi pada bulan Maret 1997.


2.    E-Toll di Indonesia 


Indonesia termasuk tertinggal dalam penggunaan uang elektronik (e-money) untuk transaksi pembayaran tol dibanding negara lain. e-money bukan lagi suatu kebutuhan, tetapi suatu kewajiban. Penggantian uang konvensional menjadi uang elektronik merupakan dilakukan untuk efisiensi yang lebih besar.
e-Toll adalah kartu elektronik yang digunakan untuk membayar biaya masuk jalan tol di sebagian daerah Indonesia. Pengguna e-toll sangan mudah, penggunaka hanya perlu menempelkan kartu untuk membayar uang tol dalam waktu 4 detik, lebih cepat dibandingkan bila membayar secara tunai yang membutuhkan waktu 7 detik  Penggunaan e-toll juga mengurangi biaya operasional karena hanya diperlukan biaya untuk mengumpulkan, menyetor, dan memindahkan uang tunai dari dan ke bank. Selain menjadi langkah awal dalam modernisasi pengumpulan uang, penggunaan e-toll juga dimaksudkan untuk mengurangi pelanggaran (moral hazard) karena petugas tol tidak menerima pembayaran secara langsung.
E-toll menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification) memungkinkan transaksi dapat dilakukan jarak jauh.


Kartu ini dikeluarkan oleh kerjasama PT Jasa Marga Tbk, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, Bank Mandiri, dan PT Marga Mandala Sakti. Pada tahap awal (Januari 2009), kartu ini hanya dapat digunakan di tiga jalur tol yaitu Cawang-Tomang-Cengkareng , Cawang-Tanjung Priok-Pluit , dan Cikupa-Merak. Rencananya, kartu ini akan diaplikasikan untuk pembayaran bahan bakar di pom bensin dan sebagai alat pembayaran di area peristirahatan (rest area) tol. Pada Juni 2017 juga disosialisasikan, seluruh transaksi di gerbang tol menggunakan e-toll yang akan dimulai pada Oktober 2017, untuk mengurangi kemacetan saat antrean dan langkah selanjutnya dalam modernisasi (mempermudah dan mempercepat) pembayaran.


Kesimpulan 
Dari ketiga Negara tersebut, dapat disimpulkan bahwa system pembayaran tol memiliki cara yang berbeda-beda, dapat kita lihat Indonesia yang paling tertinggal untuk system pembayaran jalan tol dibandingkan dengan Malaysia dan Jepang.
Jepang lebih unggul dalam perkembangan teknologi dan inovasi sampai saat ini. Karena di Jepang sudah kita ketahui keunggunlan teknologinya di bidang apapun.
Tetapi jika kita perhatikan kembali, Negara Malaysia dengan Indonesia memiliki teknologi yang hampir sama, namun karena infrastruktur Indonesia yang lebih luas dan kurang merata maka akan terlihat jauh tertinggal dengan Malaysia jika dilihat hanya sekilas pandang.
Negara Malaysia dengan Indonesia memiliki teknologi yang sama, namun karena infrastruktur Indonesia yang lebih luas dan kurang merata maka akan terlihat jauh tertinggal dengan Malaysia jika dengan sekilas pandang.Keterbatasan alat juga dipengaruhi pola pikir orang Indonesia yang mengganggap teknologi tersebut disayangkan jika ada alat etc tersebut di mobilnya, seperti itu menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia masih belum menggunakan system ETC tersebut.

Sumber :
https://otomotif.tempo.co/read/1029114/indonesia-pakai-e-toll-jepang-gunakan-etc-ini-bedanya
https://id.wikipedia.org/wiki/Touch_%27n_Go
https://id.wikipedia.org/wiki/E-Toll

Komentar